Bangkitnya Barongsai Indonesia
Bentuk diskriminasi dari pemerintah kolonial saat itu adalah pelarangan bagi para anak-anak keturunan Cina untuk mendapat pendidikan di sekolah. Untuk dapat bersekolah, anak-anak tersebut harus mempunyai orang tua yang kaya atau mempunyai peran penting untuk orang-orang Belanda. Di sinilah peran THHK menjadi begitu penting. Mereka mampu memberikan bantuan dengan membangun sekolah bagi ribuan anak-anak keturunan Cina.
Selain membantu dalam hal pendidikan, THHK juga memberikan andil besar dalam hal kesenian. Organisasi tersebut berperan besar dalam pertumbuhan kesenian tari Barongsai untuk berkembang di bumi Indonesia. Dengan tersebarnya beberapa cabang perkumpulan THHK di Indonesia, otomatis juga mendorong perkembangan Tarian Barongsai di penjuru negeri.
Saat itu, selalu terdapat grup-grup Tarian Barongsai di setiap cabang organisasi THHK. Namun, meletusnya Gerakan 30 September (G30S/PKI) membuat kesenian asli Cina tersebut harus terhenti. Situasi politik yang tidak memungkinkan pada masa itu membuat seluruh kebudayaan Cina dibungkam bahkan Barongsai harus dimusnahkan dan dilarang untuk ditampilkan lagi di Indonesia.
Pelarangan tersebut terus berlangsung pada saat Indonesia berada di bawah rezim Orde Baru. Namun, kesenian Barongsai terus menggeliat. Kota Semarang menjadi salah satu tempat kehidupan kesenian Barongsai ditampilkan secara besar-besaran dan terbuka. Bertempat di Klenteng Sam Poo Kong atau kerap disebut Kelenteng Gedong Batu, Tarian Barongsai cukup sering ditampilkan di sana.
Pertunjukkan Barongsai tersebut diikuti oleh enam perguruan silat terkenal yang ada di kota Semarang. Perguruan tersebut adalah, Sam Poo Tong dengan seragam putih-jingga hitam, Hoop Hap Hwe (putih-hitam), Djien Gie Tong atau Perguruan Budi Luhur (kuning-merah-hitam), Djien Ho Tong (putih-hijau), Hauw Gie Hwee (hijau-kuning-hijau) dan terakhir dari Persatuan Olah Raga Silat Gabungan (Posigab, biru-kuning-biru).
Selepas rezim Orde Baru tepatnya pada masa pemerintahan Gus Dur, Tarian Barongsai kembali bisa dimainkan di Indonesia secara terbuka dan bahkan menjadi hiburan yang ditunggu-tunggu. Tarian Barongsai Indonesia sudah merambah ke luar negeri dengan mengikuti berbagai kejuaraan-kejuaraan dunia. Bahkan beberapa perguruan dan perkumpulan Barongsai sempat meraih berbagai gelar juara di luar negeri.
Prestasi yang paling membanggakan dalam bidang tari Barongsai sempat dicetak oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). PSMTI pada 2006 sempat meraih gelar juara satu dalam sebuah kejuaraan dunia yang melombakan tari kesenian Barongsai. Selain itu, perguruan Tri Pusaka Solo juga berhasil memperoleh juara satu di ajang President Cup pada bulan Agustus 2007.
No comments:
Post a Comment