Saturday, March 3, 2012

Perbedaan Cinta Dimata Pria dan Wanita

Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan agar terjadi perbedaan, contohnya pria dan wanita. Lalu dengan pikiran dan akal, manusia menanggapi perbedaan itu sebagai khasanah pembelajaran untuk saling menghargai dan melengkapi.

Dalam hal cinta, pria dan wanita juga memiliki perbedaan, terutama dalam sikap dan perspektif. Pria terkesan tidak peduli dan jarang menangis dan itu salah satu penyebab pria selalu disalahkan atau menjadi kambing hitam. Sedangkan wanita selalu terlihat lebih menderita dan tersakiti apabila hubungan percintaan berakhir.

Jika merujuk sebuah buku karya Zick Rubin berjudul Liking and Loving: An Invitation to Social Psychology, diketahui bahwa sebenarnya pria lebih rapuh, cengeng, naif dan akan merasakan sakit hati yang luarbiasa ketika putus cinta. Dikutip dari buku itu, Rubin menulis Karena hal itu, biasanya pria akan lebih hati-hati. Itulah kenapa pria memiliki pengalaman bercinta lebih sedikit dari wanita, karena setelah putus, seorang pria akan sulit untuk jatuh cinta lagi.

Ditimpali oleh pendapat Dr. Clay Tucker-Ladd, wanita selalu ingin menempatkan dirinya sebagai pasangan yang ideal namun pria kerap bersikap seolah tak peduli atau biasa saja. Sikap ini muncul akibat dari kesulitan pria untuk menghapus rasa sakit hati. Kendati mudah tertarik dengan kecantikan dan kebaikan wanita, namun sulit bagi pria untuk menghapus rasa sakit akibat putus cinta.

Masih di buku itu, Rubin menjelaskan bahwa pria lebih percaya pada romantisme. Dengan sikap ini pria bisa memutuskan apakah dia jatuh cinta atau tidak hanya dengan mendengar kata hatinya. Sekali saja intusisi pria berkata 'Ini dia soulmate saya' ketika bertemu seorang wanita, maka ketika itu pula ia akan jatuh cinta. Dan Rubin menambahi, Sebaliknya, wanita selalu banyak pertimbangan dalam memutuskan sesuatu.

Satu hal yang sulit dipahami pada seorang pria, meski pria lebih percaya pada romantisme namun kerap menunjukkan rasa cinta mereka dengan cara yang tidak romantis sama sekali. Pria akan lebih menghargai wanita yang rajin bekerja di dapur dan membersihkan rumah dibanding wanita yang menghujaninya dengan ciuman. Padahal wanita justru menginginkan sebaliknya.

Satu hal lagi yang masih berhubungan dengan romantisme, pria terlihat jarang menyanjung wanitanya dengan kata-kata lembut nan romantis dibarengi pelukan dan ciuman hangat. Pria justru lebih senang menunjukkan rasa cintanya dengan mencucikan mobil atau membersihkan sepatu istri atau pacarnya.

Dalam menerjemahkan arti ‘keintiman’ pria dan wanita juga berbeda. Wanita memandangnya sebagai sikap romantis seperti makan malam dan berbincang santai dengan suasana redup dan sunyi, candle light dinner misalnya, sedangkan menurut pria ‘keintiman’ itu berati melakukan hubungan seksual.

Ketika sudah menikah, wanita selalu berpikir tentang bagaiman cara mengatur keuangan agar bisa mencukupi semua kebutuhan sedangkan pria biasanya tak begitu peduli tentang itu. Pria selalu berpikiran uang sudah kuberi, silahkan diatur sendiri.

Bila menghadapi sebuah masalah, wanita akan lebih gundah, cerewet, mengeluh atau bahkan panik sedangkan pria akan lebih tenang dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa namun pikirannya terus bekerja untuk mencari solusi terbaik.

Masih dalam sikap ketika menghadapi masalah, wanita selalu ingin menyelesaikannya dengan tuntas, sedang pria akan memilih sikap diam dan lebih tertarik untuk melupakan masalah itu.

Begitulah pria dan wanita. Cinta dimata dua jenis manusia ini selalu tidak sama bahkan saling bertolak belakang. Namun, akal dan pikiran yang dihadiahkan Tuhan pada manusia menjadikan perbedaan itu sebagai anugerah yang melengkapi indahnya cinta.


Article by Madhoni Yusman
Posted by

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...